News Analysis Hidayatullah Muttaqin
SMART MONEY BANJARMASIN POST 3 Oktober 2022.

SESUAIKAN PENGHASILAN

Animo masyarakat menunaikan ibadah umroh saat ini sangat tinggi setelah dua tahun lebih tidak dapat melaksanakannya karena pandemi Covid-19. Tentu saja animo tinggi tersebut didorong oleh aspek ruhiyah, yakni mendapatkan pahala sebagai tamu Allah di Tanah Suci. Bagaimana tips keuangan agar dapat melaksanakan ibadah umroh di tengah terbatasnya sumber pemasukan?

Perlu digarisbawahi pendapat para ulama paling kuat bahwa ibadah umroh wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu. Artinya untuk dapat melaksanakan ibadah umroh, kita perlu menyiapkan diri untuk memiliki kemampuan tersebut. Salah satunya adalah kemampuan dari sisi keuangan.

Untuk dapat menunaikan ibadah umroh selain niat, kita perlu membuat perencanaan keuangan. Pertama, kita perlu berhitung berapa besar penghasilan yang perlu disisihkan setiap bulannya untuk dapat memenuhi biaya umroh.

Misalnya, biaya umroh Rp30 juta per orang dan kita ingin dapat melaksankan ibadah tersebut dalam 2 tahun ke depan. Maka kita perlu menyisihkan setiap bulannya sebesar Rp1,25 juta. Jika jumlah tersebut terlalu berat mau tidak mau kita perlu menambah durasi waktu menabung, misalnya menjadi 4 tahun sehingga setiap bulan kita menyisihkan Rp625 ribu. Jika masih dianggap berat diturunkan lagi menjadi Rp500 ribu per bulan agar dalam 5 tahun terkumpul Rp30 juta.

Kedua, penghasilan yang disisihkan tersebut tidak memotong alokasi rutin yang harus dipenuhi setiap bulannya seperti biaya pangan, air, listrik, sewa rumah dan cicilan utang jika ada. Termasuk memperhitungkan kebutuhan biaya pendidikan dan kesehatan yang sudah bisa diperkirakan.

Jika ternyata sangat kecil jumlah penghasilan yang dapat disisihkan karena terbatasnya pendapatan dan besarnya pengeluaran rumah tangga yang harus dibelanjakan, maka kita harus bersabar. Buat perencanaan umroh yang lebih realistis dengan durasi menabung yang lebih lama.

Ketiga, untuk memenuhi biaya umroh jangan diambil dengan menjual aset penting yang kita miliki apalagi itu menjadi fondasi sumber penghasilan atau pijakan rumah tangga. Jangan pula mengambil hutang untuk biaya umroh.

Kita perlu bersabar dengan keadaan seraya tetap mengukuhkan niat, berdoa, bertawakal dan berusaha. Dengan itu, mungkin kita diberikan Allah rezeki menunaikan ibadah umroh dari jalan yang lain.

About The Author:

Hidayatullah Muttaqin adalah dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM dan Tim Ahli Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2020-2022. Email: Me@Taqin.ID 

Published On: 4 Oktober 2022Categories: Media CetakTags: , , , ,