Bencana banjir di tengah musibah pandemi Covid-19. Semoga kita bersabar dan ikhlas atas ketetap Allah ini. Tetapi juga menyadari musibah ini adalah teguran dari-Nya bahwa kita telah membuat banyak kerusakan di muka bumi sehingga terjadi ketidakseimbangan alam.

Kita harus melakukan koreksi diri karena selama ini sadar atau tidak telah menerapkan sistem Kapitalisme yang begitu rakus melakukan eksploitasi sumber daya alam. Hutan-hutan kita rusak karena tambang batubara dan pembukaan perkebunan kelapa sawit secara masif di Kalimantan Selatan. Tempat-tempat yang selama ini menahan dan menyimpan air hujan tidak dapat lagi melakukan fungsi sebagaimana asalnya.

Sambil berupaya melakukan penanganan dampak banjir, mari kita tetap waspada akan penularan Covid-19 di Banua. Di satu sisi musibah banjir menyebabkan mobilitas penduduk menurun drastis sehingga ini akan mengurangi laju penularan Covid-19.

Di sisi lain, warga yang terpaksa mengungsi ke tempat-tempat pengungsian menjadi lebih rentan tertular Covid-19. Karena mereka berkumpul dan sulit menjaga jarak serta menerapkan protokol kesehatan. Untuk itu tetap diupayakan penerapan protokol kesehatan “sebisanya’ supaya penderitaan warga akibat banjir tidak bertambah dengan tertular Covid-19.

Sementara itu, selama setengah bulan Januari ini (tanggal 1 hingga 15) tercatat jumlah warga Banua yang dikonfirmasi terjangkit virus Corona bertambah sebanyak 1.204 orang di mana 910 pasien mendapatkan kesembuhan dan 23 orang meninggal dunia.

Daerah dengan pertambahan kasus paling tinggi di Kalsel selama periode tersebut adalah Kota Banjarmasin dengan jumlah 244 kasus. Kemudian Tanah Laut 206 kasus, Tanah Bumbu 190 kasus, Banjarbaru 142 kasus, dan Barito Kuala 96 kasus.

Kematian karena Covid-19 paling tinggi terjadi di Banjarbaru dengan jumlah 5 kasus, kemudian Tanah Bumbu 4 kasus, Hulu Sungai Tengah dan Tanah Laut 3 kasus, serta Banjarmasin dan Kotabaru 2 kasus.

Karena itu kita harus meningkatkan kewaspadaa akan potensi penularan Covid-19 di tempat-tempat pengungsian dan banjir itu sendiri. Warga Kalsel sangat memerlukan kecepatan penanganan bencana banjir dan Covid-19 dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta bantuan dari seluruh warga di Banua dan rakyat Indonesia untuk mencegah keadaan yang lebih buruk akibat dua musibah yang terjadi secara bersamaan ini. []

About The Author:

Hidayatullah Muttaqin adalah dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM dan Tim Ahli Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2020-2022. Email: Me@Taqin.ID