Kalimantan Selatan bersama 17 provinsi lainnya pada 10 Oktober mencatat tidak ada ada laporan kasus kematian. Hal ini menggembirakan dan kita berharap kasus konfirmasi dan kasus aktif terus mengalami penurunan secara konsisten di mana angka kematian dapat ditekan serendah-rendahnya.

Namun hal itu jangan membuat kita jadi tidak waspada sehingga kemudian euforia dalam pelonggaran. Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya ketika terjadi pelandaian pada Gelombang Pertama Covid-19 nasional. Misalnya pada 28 Maret 2021 lalu ada 19 provinsi di Indonesia yang laporan kasus kematiannya nol. Rata-Rata setiap hari hampir separuh provinsi melaporkan kasus kematian nol pada periode Maret, April dan Mei.

Tetapi kemudian seiring pelonggaran dan meningkatnya mobilitas penduduk karena merasa sudah melandai, terjadi ledakan kasus Covid-19  di Indonesia pada Gelombang Kedua mulai Juni hingga Agustus . Pada periode tersebut lebih dari 82 ribu orang dilaporkan meninggal dunia sedangkan selama periode pelandaian Gelombang Pertama, yaitu dari Maret, April dan Mei ada 14 ribu kasus kematian.

Lantas dengan penurunan kasus signifikan dalam beberap waktu terakhir apakah sudah tercapai herd immunity atau kekebalan komunitas?

Tentu saja belum. Pertama, hal in disebabkan oleh masih terjadinya penularan dan kematian. Kita tidak bisa melihat situasi membaik hanya dengan berdasarkan kejadian yang dilaporkan pada satu hari saja. Tapi kita perlu melihat konsistensi perkembangan kasusnya minimal dalam 2 minggu.

Sebagai contoh, dalam 2 pekan terakhir pada 27 September hingga 10 Oktober masih terdapat 47 kasus kematian yang dilaporkan di Kalimantan Selatan. Jumlah tersebut masih lebih tinggi dari kasus kematian selama 14 hari pada periode 7-20 Juni 2021, yaitu sebanyak 19 kasus kematian.
Kedua, capaian vaksinasi kita masih rendah sehingga secara teoritis belum memadai untuk membentuk kekebalan komunitas. Per 10 Oktober vaksinasi dosis pertama di Kalsel baru sebanyak 239 orang per 1000 penduduk sedangkan dosis kedua 136 orang per 1000 penduduk.

Daerah dengan capaian vaksinasi tertinggi di Kalsel adalah Banjarmasin, yaitu sebanyak 434 orang per 1000 penduduk untuk dosis 1 dan 270 orang per 1000 penduduk yang sudah menjalani vaksinasi lengkap. Dibandingkan dengan 514 kabupaten dan kota di Indonesia, capaian vaksinasi lengkap Banjarmasin berada di peringkat ke-88. Peringkat pertama Jakarta Pusat dengan jumlah vaksinasi lengkap mencapai 1.364 orang per 1000 penduduk, sedangkan tetangga kita, Palangkara berada di peringkat ke-43 dengan capaian 419 orang per 1000 penduduk.

Jumlah vaksinasi lengkap yang masih rendah ditambah lagi persoalan antibodi yang muncul karena vaksinasi dapat menurun setelah enam bulan suntikan dosis kedua, maka kita sekarang berpacu dengan waktu untuk percepatan vaksinasi membentuk herd immunity. Jika terlambat, maka ada penduduk yang harus diberi suntikan booster lagi.

Dengan kondisi tersebut, semua daerah di Kalsel berada dalam posisi rentan. maka janganlah penurunan kasus membuat kita berkurang kewaspadaan dan larut dalam euforia pelonggaran. Karena jika kita lengah bisa saja kembali terjadi gemlombang berikutnya di Kalsel. []

About The Author:

Hidayatullah Muttaqin adalah dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM dan Tim Ahli Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2020-2022. Email: Me@Taqin.ID 

Published On: 12 Oktober 2021Categories: Info Covid-19Tags: , , , , ,