Penyekatan untuk membatasi mobilitas penduduk dari luar masuk ke Banjarmasin tidak efektif untuk menurunkan penularan dan kasus Covid-19. Sebab saat ini di seruruh wilayah Kalsel sudah terjadi transmisi lokal. Justru sesuai dengan jumlah dan kepadatan penduduk, risiko penularan di dalam Kota Banjarmasin lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.

Karena itu seharusnya yang dikendalikan adalah mobilitas lokal di dalam wilayah Banjarmasin di samping tentunya mobilitas antar kota dan kabupaten dibatasi pula. Pengendalian mobilitas lintas wilayah bersifat koordinatif khususnya untuk setiap daerah yang berbatasan langsung sehingga tidak bisa dilakukan secara parsial.

Strategi utama untuk menurunkan mobilitas penduduk sendiri bukanlah dengan membuat penyekatan tetapi dengan memperlambat kegiatan ekonomi. Sebab faktor utama penggerak mobilitas penduduk adalah kegiatan ekonomi. Tanpa menurunkan “tensi” kegiatan ekonomi mobilitas penduduk tidak akan turun. Penyekatan dalam situasi tanpa penurunan kegiatan ekonomi berpotensi menyebabkan penumpukan di jalan.

Seperti yang kita lihat sebelum dan saat pelaksanaan PPKM Level 4 di Banjarmasin hingga saat ini, mobilitas lokal tetap tinggi seperti sebelum adanya kebijakan pembatasan tersebut. Karena itu penularan Covid-19 terus terjadi di tengah masyarakat.

Adapun tes acak dengan rapid test antigen di tempat penyekatan juga kurang efektif. Karena setelah dilakukan tes, warga yang kedapatan hasilnya positif tidak dilakukan tindakan lebih lanjut dengan tes PCR dan isolasi. Mereka hanya dihimbau saja.

Sebenarnya tes antigen dapat digunakan sebagai shock therapy bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker dan berkerumun. Penting sekali penegakkan prokes di tengah masyarakat tetapi harus dilakukan secara humanis dan mendidik, salah satunya dengan melakukan tes antigen bagi warga yang kedapatan melanggar prokes.

Jadi berdasarkan situasi di Banjarmasin sendiri, tes antigen seharusnya diarahkan secara acak setiap hari di tempat-tempat yang biasanya terjadi kerumunan. di dalam kota Juga semestinya ada patroli rutin di dalam kota untuk penegakkan prokes. Tujuannya bukan melakukan tes antigen sebanyak-banyaknya tetapi sebagai bentuk shock therapy. Jika dilakukan di perbatasan dan hanya sekali tenu saja sangat tidak efektif. []

About The Author:

Hidayatullah Muttaqin adalah dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM dan Tim Ahli Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2020-2022. Email: Me@Taqin.ID 

Published On: 28 Agustus 2021Categories: Info Covid-19Tags: , , ,