Gelombang Omicron yang melanda Kalimantan Selatan sejak 18 Januari hingga saat ini (17 Februari) telah menyebab sebanyak 6.965 penduduk dikonfirmasi positif Covid-19. Ini adalah jumlah kasus yang sangat besar yang terjadi dalam waktu hanya 31 hari. Padahal pada bulan Desember tahun lalu hanya ditemukan 38 kasus konfirmasi dan 1 kasus kematian.
Akibat dari tingginya lonjakan kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan, warga yang harus meregang nyawa karena virus Corona ini pun mengalami peningkatan. Dalam rentang waktu 13 hari, yaitu dari 5 Februari hingga 17 Februari 2020 telah dilaporkan 34 kasus kematian.
Gelombang Omicron di Kalimantan Selatan semakin ke sini semakin besar dan belum mengalami penurunan. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah kasus konfirmasi sepekan terakhir, 11-17 Februari sebesar 4.205 orang atau 60% dari total kasus sejak 18 Januari. Begitu pula kasus kematian sepekan terakhir jumlahnya mencapai 25 orang atau 74% dari total kematian sejak 5 Februari.
Mari kita perhatikan grafik di halaman ini. Meski jumlah kasus kematian relatif kecil dibandingkan dengan kasus konfirmasi positif Covid-19, ada dua poin yang dapat kita ambil. Pertama, semakin besar kasus infeksi Covid-19 di tengah masyarakat semakin tinggi kasus kematian. Kedua, pola gerakan kasus kematian kumulatif di Gelombang Omicron mengikuti pola gerakan kasus konfirmasi kumulatif.
Berdasarkan data ini, maka adalah lebih baik untuk kita waspada dan lebih berhati-hati. Omicron memang ringan tetapi berat bagi kelompok rentan. Melaksanakan protokol kesehatan dengan kedisiplinan adalah satu langkah yang baik, tidak hanya untuk melindungi kita dan keluarga sendiri tetapi akan berkontribusi pada pada keselamatan orang lain.
About The Author:
Hidayatullah Muttaqin adalah dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM dan Tim Ahli Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2020-2022. Email: Me@Taqin.ID