Download Peta Sebaran Ledakan Kasus Konfirmasi Covid-19 dan Varian Omicron Indonesia

 

Dalam satu pekan terakhir, yaitu dari 30 Januari hingga 5 Februari 2022, jumlah penduduk Indonesia yang dikonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 149.660 orang. Dibandingkan kasus konfirmasi dalam satu pekan sebelumnya, maka kasus konfirmasi pada pekan ini lebih besar 3,2 kali lipat.

Jakarta masih menjadi titik episentrum kasus Covid-19 nasional dengan proporsi 42,6% dari total kasus. Sementara gabungan dari Jawa Barat dan Banten mencapai 38,5% kasus nasional. Meskipun 81,0% kasus nasional berasal dari ketiga provinsi tersebut, tetapi sudah banyak provinsi yang mengalami peningkatan kasus dalam jumlah besar dalam satu minggu terakhir yang terlihat pada peta yang berwarna orange.

Gambaran ini mengindikasikan penularan Covid-19 telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Tidak adanya restriksi untuk memperlambat mobilitas penduduk sejak Desember hingga saat ini adalah penyebab lajunyapercepatan penyebaran virus Corona di Indonesia.

Ledakan kasus Covid-19 nasional yang telah membawa Indonesia memasuki Gelombang Ketiga ini teentu saja juga didorong  varian Omicron. Varian ini dianggap “enteng” oleh banyak pihak, termasuk para pembuat kebijakan karena dianggap hanya menimbulkan gejala ringan saja.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing pada rentang waktu 1-25 Januari, varian Omicron mendominasi kasus Covid-19 di Indoneisa. Jumlahnya mencapai 84,6% dari total sampel dalam periode tersebut.

Sejak deteksi kasus pertama varian Omicron menjelang akhir tahun 2021 hingga 25 Januari 2022, ditemukan sebanyak 3.239 sampel kasus yang terkatagori varian ini. Menurut data GISAID yang telah diolah dan publikasikan situs Cov-Spectrum.org, varian Omicron sudah terdeteksi di 17 provinsi. Kasus Omicron terbanyak ditemukan di DKI Jakarta, yaitu 2.537 sampel. Kemudian Banten 277 sampel, Jawa Barat 225 sampel.

Menyebarnya varian Omicron dan cepatnya pertumbuhan kasus Covid-19 di Indonesia menuntut dilakukannya kebijakan untuk menghambat perkembangannya. Selain peningkatan penerapan protokol kesehatan yang ketat, strategi 3T (testing, tracing dan treatment), serta vaksinasi, pengendalian mobilitas penduduk menjadi sangat penting.

Tujuan pengendalian mobilitas penduduk adalah memperlambat laju transmisi Covid-19 di tengah masyarakat sehingga risiko bagi kelompok rentan; lansia, komorbid dan belum divaksin, dapat diminimalisir. Dengan memperlambat laju transmisi Covid-19 diharapkan selain potensi transmisi lokal yang masif dan tidak terkendali di masyarakat dapat dicegah juga memitigasi penyebarannya dari Jakarta ke seluruh wilayah di Indonesia dan dari ibukota provinsi ke seluruh wilayah kabupaten dan kota.

Kebijakan tersebut perlu dilakukan segera dan tidak dapat menunggu hasil asesesmen situasi Covid-19 naik ke level 3 dan 4 sehingga baru diterapkan PPKM Level 3 dan PPKM Level 4. Pilihan ini tentu saja dapat merugikan sosial ekonomi masyarakat. Tetapi kesehatan masyarakat dan kesealamatan hidup adalah prioritas pertama. Sebuah pilihan yang sulit.

 

About The Author:

Hidayatullah Muttaqin adalah dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM dan Tim Ahli Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2020-2022. Email: Me@Taqin.ID 

Published On: 6 Februari 2022Categories: Visualisasi DataTags: , , ,