Perkembangan kasus positif Covid-19 Indonesia hingga 24 November ditunjukkan dalam infografis ini. Secara kumulatif, jumlah penduduk yang terinfeksi virus Corona sudah mencapai 506 ribu kasus. Sedangkan provinsi dengan jumlah kasus kumulatif paling besar adalah DKI Jakarta sebanyak 129 ribu kasus, kemudian Jawa Timur 59 ribu kasus, Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing 49 ribu kasus, dan Sulawesi Selatan 20 ribu kasus.
Kurva tren kasus positif harian menunjukkan kasus baru sempat mengalami penurunan pada 2 minggu terakhir bulan Oktober, namun melonjak kembli sejak minggu kedua November. Meskipun sebenarnya penurunan kasus di 2 minggu terakhir Oktober tersebut terkait dengan turunnnya jumlah sampel dan penduduk yang menjalani pemeriksaan PCR.
Tren peningkatan sejak minggu kedua November mengindikasikan dampak liburan panjang yang diciptakan pemerintah untuk menggerakkan ekonomi, mobilitas penduduk yang tidak terkendali dan berbagai kerumunan yang terjadi di Indonesia. Khusus liburan panjang yang diciptakan peemrintah ternyata daya dorong terhadap perekonomian sangat lemah, sebaliknya daya ledak kasus positif Covid-19 yang baru cukup tinggi.
Rata-rata perambahan kasus harian sepanjang 1-24 November ini adalah sebesar 4.009 kasus per hari. Angka ini sudah lebih tinggi dari rata-rata kasus harian pada bulan Oktober dengan jumlah 3.970 kasus per hari. Selain rata-rata ledakan kasus di bulan November sudah lebih tinggi dari bulan Oktober, rata-rata jumlah kesembuhan harian mengalami penurunan dibanding Oktober, yaitu hanya sebesar 3.646 kesembuhan per hari. Sementara pada bulan Oktober rata-rata kesembuhan harian adalah sebanyak 3.963 kasus.
Adapun tambahan kasus positif Covid-19 yang baru pada 1-24 November jumlahnya mencapai 96 ribu kasus. Tambahan ini sudah mendekati jumlah kasus baru pada bulan Oktober yang berada pada posisi 123 kasus baru.
Kita perlu mengingat pesan Nabi Muhammad SAW dalam HR Bukhari, bahwa:
“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”
Pesan ini dengan jelas mendidik kita supaya jangn masuk ke daerah yang ada wabahnya atau keluar dari daerah tersebut. Sedangkan penduduk yang berada di daerah wabah tentu saja juga harus berdiam di rumah atau di tempat-tempat tertentu supaya tidak terjadi penularan karena adanya kontak fisik atau interaksi tatap muka dalam berdekatan. Ini menunjukkan mobilitas penduduk perlu dikontrol, karena motor pertumbuhan Covid-19 adalah pergerakan manusia.
About The Author:
Hidayatullah Muttaqin adalah dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM dan Tim Ahli Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2020-2022. Email: Me@Taqin.ID