Ramadhan sebentar lagi datang. Umat Islam suka cita menyambut bulan penuh berkah ini.
Di bulan puasa belanja untuk konsumsi pribadi idealnya menurun. Sedangkan belanja untuk ibadah meningkat.
Salah satu keberkahan bulan ini adalah kaum muslim meningkatkan amal ibadah yang berdimensi sosial ekonomi, seperti membukakan puasa, infaq, shadaqah dan zakat.
Hal itu dari sisi makro ekonomi akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Belanja dalam perekonomian meningkat, ekonomi pun lebih menggeliat, membuka peluang usaha dan lapangan kerja.
Sayangnya momentum itu diganggu oleh kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng serta komofitas penting lainnya. Kedelai naik, gula merangkak.
Begitu pula elpiji non subsidi sudah dinaikkan 2 kali harganya shg elpiji melon pun jadi langka dan naik.
Di tengah momentum ekonomi mulai recovery, pemerintah justru menaikkan tarif PPN dari 10 persen menjadi 11 persen mulai April ini.
Jadi sepertinya pemerintah salah arah kebijakan di samping gagal menjamin kelancaran supply bahan pokok menjelang Ramadhan.
Selengkapnya di Koran Jakarta
About The Author:
Hidayatullah Muttaqin adalah dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM dan Tim Ahli Satgas Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2020-2022. Email: Me@Taqin.ID